Jumat, 07 Desember 2007

Mencegah Kematian Akibat Gawat Darurat di Rumah

oleh: Nurcholid Umam K

Dalam kehidupan sehari-hari di rumah, kita tak pernah lepas dari ancaman bahaya yang dapat menyebabkan kejadian gawat darurat yang mungkin berakibat fatal di keluarga kita. Kejadian-kejadian yang sering terjadi misalnya kejadian kecelakaan rumah tangga seperti tersedak ketika makan, keracunan makanan, tertimpa benda, teriris pisau, atau terjatuh dari tangga. Bisa juga kejadian gawat darurat akibat penyakit yang diderita anggota keluarga kita seperti tiba-tiba kejang akibat demam, tidak sadar karena stroke, serangan jantung atau serangan asma.
Sebenarnya jika kita telah mempersiapkan semuanya di rumah, maka kematian akibat gawat darurat di rumah bisa kita kurangi. Apa saja yang kita perlukan untuk persiapan tersebut di rumah?
1. Sediakan kotak obat di rumah
Kotak obat biasanya berwarna putih dengan tanda palang merah di bagian luarnya dengan maksud mudah dikenali oleh siapapun bahwa di dalam kotak tersebut tersimpan alat-alat medis sederhana dan obat-obatan yang bermanfaat dalam keadaan gawat darurat. Kotak bisa dibeli di apotek atau bisa dibuat sendiri dengan ukuran yang diinginkan. Tempatkan pada tempat yang tidak terjangkau anak-anak atau selalu dikunci agar anak-anak tidak meminum obat atau secara tidak sengaja memakai alat untuk mainan. Letakkan kotak jauh dari sinar matahari langsung.
2. Sediakan obat-obat gawat darurat/emergency
Masukkan dalam kotak tadi obat-obat yang dibutuhkan keluarga kita dalam keadaan gawat darurat seperti :
• Larutan antiseptik
• Alkohol 70% untuk membersihkan alat atau untuk kompres demam
• Obat asma inhaler dan tablet
• Larutan Oralit
• Obat jantung
• Obat diabetes melitus
• Obat antasida untuk penyakit maag
• Obat demam
• Obat anti nyeri
• Obat anti kejang untuk anak yang cara pakainya dimasukkan lewat anus, konsultasilah dengan dokter untuk mengetahui cara pemakaian obat ini
• Minyak kayu putih
• Salep anti nyeri otot
• Salep luka bakar
• Tetes mata
Obat-obat yang disimpan ini harus dalam plastik atau wadah tertutup rapat sehingga tidak rusak karena udara atau jamur. Obat sirup yang telah dibuka sebaiknya tidak disimpan lebih dari 2 minggu karena pasti telah rusak dan hilang khasiatnya. Jangan simpan obat antibiotika di rumah karena pemakaian antibiotik harus atas resep dokter.
3. Sediakan alat-alat medis sederhana
Alat – alat yang dapat bermanfaat dalam keadan gawat darurat adalah :
• Plester luka
• Plester biasa untuk merekatkan kassa
• Kain kassa steril dan yang tidak steril
• Kapas steril dan yang tidak steril
• Kain verban mitella ukuran sedang dan besar untuk pertolongan pertama patah tulang
• Gunting kecil untuk memotong kassa atau plester
• Alat pembersih telinga
• Termometer suhu badan
• Spatel tongue (bilah kayu tipis untuk mencegah lidah tergigit ketika anak mengalami kejang)

4. Sediakan buku petunjuk gawat darurat
Buku petunjuk gawat darurat yang dimaksud adalah buku tentang cara menggunakan obat dan alat-alat tersebut di atas, misalnya cara menggunakan obat anti kejang, atau cara membuat larutan oralit. Jika anda tidak mendapatkannya di toko buku, maka tulislah sendiri setelah konsultasi dengan dokter. Tulis dengan tulisan yang jelas dan bahasa yang sederhana karena bisa saja pembantu atau sopir kita yang ada di rumah ketika terjadi kejadian gawat darurat.
5. Sediakan buku-buku bacaan sederhana
Belilah buku-buku bacaan sederhana yang dapat dicerna seluruh anggota keluarga seperti buku cara mengatasi diare di rumah, atau buku tentang mengatasi anak demam dan kejang di rumah. Buatlah diskusi sederhana dengan seluruh anggota keluarga sambil bersantai di hari Minggu. Jika sempat, berlatihlah bersama cara mengatasi keadaan gawat darurat.
6. Singkirkan sumber bahaya dari rumah
Terminal listrik (stop kontak) yang letaknya terlalu di bawah sebaiknya diplester jika ada anak yang mulai belajar merangkak atau berjalan. Jangan letakkan pisau, gunting dan alat-alat tajam lainnya sembarangan. Hati-hati menyimpan korek api dan puntung rokok di rumah. Singkirkan benda-benda kecil yang mungkin tertelan anak kita. Waspada dengan air panas dan benda berat seperti setrika, radio, buku tebal dan sebagainya.
7. Siapkan alat komunikasi
Selalu siapkan telepon baik telepon rumah maupun telepon selular untuk situasi darurat. Catat nomor telpon dokter terdekat, rumah sakit terdekat, kantor polisi terdekat, kantor pemadam kebakaran terdekat, layanan taksi dan nomor telepon saudara atau tetangga yang bisa dihubungi dalam keadaan darurat. Tempelkan nomor-nomor ini dekat pesawat telepon.
8. Siapkan transportasi
Jika anda punya mobil atau motor, itu akan sangat membantu sekali untuk segera membawa keluarga kita ke RS, tapi jika anda tidak mempunyai kendaraan di rumah, pastikan anda mengenal angkutan umum yang bisa anda panggil sewaktu-waktu seperti taksi atau becak, beramah-tamahlah dengan tetangga kita yang punya kendaraan agar sewaktu-waktu kita bisa meminjam motor atau mobilnya.
9. Selalu kontak dengan dokter keluarga
Idealnya setiap keluarga punya dokter keluarga sendiri sehingga dapat berkonsultasi setiap saat.

Demikian tadi hal-hal yang dapat kita persiapkan untuk dapat mencegah kematian akibat kejadian gawat darurat yang tidak kita inginkan di rumah.

Jika Gempa Terjadi...

Beberapa waktu yang lalu, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh berita dari CNN akan terjadinya gempa bumi di Indonesia akibat adanya pergeseran lempeng bumi di Australia dan menabrak lempeng bumi di Indonesia. Terlepas dari mana sumber ini di dapat dan apakah valid atau tidak, maka hal yang jauh lebih penting untuk kita persiapkan adalah bagaimana menghadapi gempa bumi jika benar-benar terjadi. Disadari atau tidak, letak geografis Indonesia memang berada di titik pertemuan tiga lempeng besar dunia yaitu lempeng Hindia-Australia, lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik sehingga gempa bumi memang setiap hari dapat saja terjadi baik dalam skala kecil dan tidak dapat kita rasakan sampai skala sangat besar dan menghancurkan.
Banyak panduan menghadapi gempa yang telah dikeluarkan pemerintah maupun LSM. Tidak ada salahnya kita urai kembali pedoman tersebut untuk dapat kita pahami lebih dalam. Jika gempa benar-benar terjadi, beberapa hal di bawah ini harus kita lakukan:
1.Segera keluar dari bangunan
Jika gempa terjadi, hal yang paling penting untuk kita lakukan adalah segera keluar dari ruangan. Hanya saja kadang hal ini tidak bisa dilakukan karena beberapa hal misalnya gempa biasanya hanya terjadi dalam beberapa detik sampai menit dan kadang waktu yang pendek ini tidak cukup untuk berlari keluar ruangan, kadang kita berada di ruangan yang terletak di lantai atas atau bangunan yang luas sehingga pintu keluar sangat jauh dan memerlukan waktu beberapa menit untuk keluar. Jika ini terjadi, maka berlindung di dalam ruangan menjadi satu-satunya pilihan.
2.Berlindunglah di bawah perabotan yang strukturnya kuat.
Jika Anda tidak dapat segera keluar ruangan, segera berlindung di balik perabotan yang berbahan kuat. Meja besar dari kayu, bukan triplek, kadang dapat melindungi kita dari reruntuhan jika kita berlindung di kolong meja. Berdiri di ambang pintu terbuka kadang juga disarankan untuk mengurangi resiko terkena reruntuhan. Ingatlah untuk selalu melindungi kepala anda.
3.Jika Anda di luar bangunan, hindari bangunan tinggi
Bangunan yang tinggi kadang menjadi ancaman jiwa pada saat gempa terjadi, segera hindari bangunan yang tinggi, berlarilah ke tanah yang lapang atau ke tempat yang bangunannya relatif rendah.
4.Jongkoklah agar tidak berguling-guling
Jika Anda berada di tempat yang berupa tanjakan atau turunan
5.Jangan meloncat dari lantai atas
6.Jika berada di tempat ramai, jangan berebutan
7.Jika berada di dalam mobil, segera berhenti.

Hal-hal di atas penting untuk kita lakukan saat terjadi gempa bumi, nah untuk mempersiapkan diri kita dalam menghadapi gempa bumi, hal-hal berikut harus kita lakukan:
1.Periksalah struktur rumah Anda
2.Letakkan kunci pintu di tempat yang mudah dicapai
3.Persiapkan senter dan korek api
4.Jika di tempat umum, perhatikan pintu darurat
5.Persiapkan obat-obatan darurat di rumah
6.Ajaklah keluarga Anda berlatih
7.Bentuklah kelompok masyarakat untuk penanganan gempa bumi.

Hidup Berdampingan Dengan Bencana

Beberapa tahun belakangan ini, bencana sering terjadi di negeri kita. Indonesia merupakan salah satu negeri yang terletak di pertemuan 3 lempeng utama bumi yaitu Lempeng Hindia-Australia, Lempeng Pasifik dan Lempeng Eurasia. Lempeng ini bertemu tepat di sekitar kepulauan Sulawesi - Maluku dan memanjang ke berbagai arah sebagai sesar aktif, ke timur di sepanjang kepulauan Papua, ke utara hingga ke kepulauan Filipina, ke laut Banda membelok ke barat melewati kepulauan NTT, NTB, Kepulauan Sumbawa, Flores, Bali, Jawa hingga Sumatera. Konsekuensi letak geografis ini maka Indonesia memiliki ribuan gunung api yang selalu aktif, jajaran perbukitan ribuan kilometer yang berpotensi longsor dan yang paling sering terjadi adalah gempa bumi akibat pergeseran lempeng-lempeng tersebut yang selalu aktif bergerak sepanjang waktu.
Konsekuensi ini menyebabkan 280 juta penduduk Indonesia mendapatkan dua hal, yang pertama berkah alam berupa kesuburan tanah yang tiada bandingan dan yang kedua adalah bencana alam yang mengancam setiap saat. Saat ini usaha-usaha untuk menekan potensi bencana terus dilakukan, tetapi tidak semua bencana dapat dikendalikan karena sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memperkirakan bencana dengan akurat, terutama untuk tanah longsor dan gempa bumi.
Langkah bijak yang dapat kita ambil adalah siap hidup berdampingan dengan bencana. Tidak berarti kita menyerah, tetapi justru bersahabat dengan alam untuk lebih mendalami lagi sifat-sifat alam karena biasanya alam menampakkan gejala-gejalanya jika terdapat ketidaksetimbangan lingkungan atau jika akan terjadi suatu bencana. Jika kita bersahabat dengan alam maka alam juga akan bersahabat dengan kita.
Berikut kita akan mencoba menggali bagaimana hidup berdampingan dengan bencana.
Memperhatikan gejala alam
Alam telah menyediakan segalanya untuk umat manusia. Selain menyediakan sumberdaya untuk dapat dikonsumsi, alam juga menyediakan tanda-tanda bahaya yang dapat dijadikan pedoman bagi manusia dalam mengenali bencana alam yang akan terjadi. Hal ini memang sulit dilakukan di perkotaan karena tidak ada lagi hal-hal yang alami. Beberapa gejala alam yang dapat kita perhatikan adalah:
Debit air sungai dan reservoir air
Sungai telah lama menjadi patokan datangnya musim kemarau dan penghujan. Bencana kemarau berkepanjangan dapat ditandai dengan keringnya air sungai dan reservoir air seperti sumur. Jika sumur mulai kering dan sungai mulai berkurang volume airnya maka bersiaplah untuk membuat penampungan air untuk persediaan dan memperdalam sumur. Hematlah penggunaan air bersih dan carilah sumber air alternatif di sekitar tempat tinggal Anda. Jika hujan mulai turun, perhatikan volume air sungai. Jika volume air sungai meningkat dengan cepat, bersiaplah menghadapi banjir. Buatlah talud-talud di pinggir sungai untuk mencegah longsor. Jangan membangun rumah di bantaran sungai. Bersihkan selokan dan parit-parit di sekitar rumah kita selama musim hujan untuk mencegah banjir.
Langit
Selain sebagai penanda adanya mendung sebelum hujan, langit dapat juga menjadi penanda akan datangnya badai dan gempa. Walaupun belum banyak bukti ilmiah, langit dengan awan yang berbentuk tegak lurus ke bumi, sering menandakan akan adanya gempa bumi. Bentuk awan seperti ini terlihat di kota Kobe di Jepang sebelum datangnya gempa bumi besar di tahun 1995, oleh karena itu sering disebut dengan awan Kobe dan sempat muncul juga sebelum gempa di Jogjakarta dan Nias. Bentuk awan yang bergumpal-gumpal hitam dan tampak rendah, biasanya menandakan akan datangnya badai atau angin topan. Mendung dengan petir juga harus diwaspadai. Penangkal petir sangat bermanfaat dipasang di rumah-rumah yang berada di bukit-bukit, lapangan terbuka atau di sabana (padang rumput).
Tumbuh-tumbuhan
Pepohonan di sekitar kita bisa menjadi penanda akan adanya bencana. Daun pohon yang mengering dan meranggas menandakan datangnya musim kemarau.
Perhatikan perilaku binatang
Perilaku binatang kadang sangat bermakna sebagai penanda. Anda yang tinggal di lereng gunung atau bukit, perhatikan binatang-binatang liar di sekitar Anda. Jika banyak binatang liar yang turun meninggalkan daerah lereng bagian atas, kemungkinan akan terjadi erupsi gunung berapi atau adanya kebakaran hutan di lereng tersebut. Kucing dan anjing yang terlihat gelisah kadang menjadi penanda akan adanya gempa bumi atau banjir. Perhatikan kolam ikan Anda, jika ikan terlihat gelisah dan selalu di permukaan, banyak cacing tanah yang keluar ke permukaan dan ular mulai bermunculan di permukaan tanah, waspadalah dengan gempa bumi.
Usahakan konservasi alam
Jika Anda tinggal di perkotaan atau di tempat yang padat penduduk, tanda-tanda alam menjadi sangat sukar diamati. Usahakan konservasi alam di sekitar rumah Anda. Bersihkan parit dan sungai dari tumpukan sampah. Buatlah reservoir air sebanyak mungkin di tempat-tepat yang dapat diakses masyarakat banyak. Buatlah taman-taman kota dan pertahankan daerah resapan air. Tanamlah pohon-pohon besar di sepanjang jalan dan di pemukiman penduduk.
Rajinlah mengikuti prakiraan cuaca
Acara prakiraan cuaca di televisi atau radang kadang menjadi sajian yang terlewatkan begitu saja padahal akan sangat bermanfaat jika kita perhatikan apa yang akan terjadi di wilayah kita. Badan Meteorologi dan Geofisika akan memberikan peringatan datangnya bencana yang bisa diprediksi seperti adanya badai, gelombang pasang dan hujan volume tinggi lewat media.
Perhatikan siklus musim
Musim di Indonesia hanya terdiri dari musim hujan dan kemarau. Hal ini lebih mempermudah kita memperhatikan pergantian musim walaupun akhir-akhir ini akibat pemanasan global dan mencairnya es di kutub, menyebabkan pergeseran musim dan ketidak pastian kapan datangnya musim yang baru. Pergantian musim harus kita persiapkan dengan matang agar tidak menjadi bencana baik kekeringan, kurangnya bahan pangan, banjir atau penyakit. Beberapa penyakit akan menjadi endemis ketika musim berganti. Pergantian musim kemarau ke musim hujan dan sebaliknya biasanya menjadi ledakan penyakit demam berdarah dan influenza. Malaria akan melonjak ketika rawa-rawa mulai terisi air. Anthrax mulai menetas sporanya dan terbang bersama debu pada musim kemarau. TBC menjadi mudah berkembang biak ketika udara lembab.
Perhatikan kejadian bencana di sekitar Anda
Semakin berkembangnya informasi global, memudahkan Anda untuk memperhatikan kejadian bencana di sekitar tempat tinggal Anda untuk bisa dipelajari siklusnya dan diwaspadai datangnya serta diminimalisir jatuhnya korban. Beberapa bencana seperti banjir, kemarau panjang dan epidemi penyakit dapat diketahui siklusnya sehingga dapat diantisipasi.
Ikutilah penyuluhan, pelatihan dan seminar-seminar tentang bencana
Saat ini banyak sekali penyuluhan, seminar dan pelatihan tentang bencana yang diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun LSM. Ikutilah materi yang sesuai dengan daerah Anda tinggal. Buatlah catatan-catatan penting dan sampaikan ke seluruh anggota keluarga. Simpanlah alamat dan nomor telpon pembicara untuk dapat mengadakan korespondensi tentang masalah bencana yang Anda hadapi.
Bacalah buku-buku tentang penanggulangan bencana
Belilah buku-buku tentang penanggulangan bencana dan bacalah bersama seluruh anggota keluarga. Pilihlah buku-buku yang sederhana dan ringan untuk dapat dipahami seluruh anggota keluarga.
Ajarilah keluarga Anda tentang bencana
Jika sempat, sisihkan sebagian waktu Anda bersama keluarga untuk mengenal tentang bencana dan belajar bersama. Pelajarilah bagaimana mengenali bencana, cara menolong diri sendiri, menolong anggota keluarga lain, menggunakan alat-alat darurat dan melakukan pertolongan pertama (P3K) bagi korban yang luka.
Berlatihlah untuk keadaan gawat darurat
Jangan lupa, sebagai langkah antisipasi, berlatihlah untuk keadaan gawat darurat di rumah. Buatlah simulasi apa yang harus dilakukan ketika bencana terjadi. Buatlah simulasi bencana yang sesuai dengan kerawanan di daerah Anda masing-masing. Buatlah prosedur penyelamatan diri untuk seluruh anggota keluarga termasuk pembantu rumah tangga, buatlah skenario penyelamatan diri jika terjadi bencana dan jika ayah ibu tidak ada di rumah. Buatlah prioritas apa yang harus dilakukan lebih dulu serta apa saja yang harus diselamatkan. Ajarilah untuk melakukan penyelamatan dengan berbagai macam cara, ajari juga untuk melakukan pengobatan luka-luka dan penanganan patah tulang sementara, ajarkan juga cara-cara pijatan jantung paru (resusitasi) serta nafas buatan, berlatihlah sampai bisa.
Bentuklah kelompok penanggulangan bencana
Sebagai langkah antisipasi, ajaklah tetangga Anda untuk berdiskusi bersama dan berlatih jika ada bencana. Jika dapat, bentuklah kelompok penanggulangan bencana dengan tetanga-tetangga Anda. Lebih baik lagi jika dapat difasilitasi oleh Ketua RT setempat agar lebih terorganisir. Belilah secara patungan alat-alat yang berharga mahal seperti perahu karet, generator listrik, tenda untuk mengungsi, sleeping bag, lampu emergency, pesawat HT dan buatlah pelatihan dengan mengundang tim SAR atau pakar bencana untuk berlatih bersama.
Persiapkan peralatan darurat
Peralatan darurat yang harus dimiliki setiap keluarga adalah lampu senter, jas hujan/ponco, pisau lipat, korek api gas, cadangan makanan instant, cadangan air bersih, pakaian, selimut dan alas tidur.
Persiapkan alat komunikasi dan transportasi
Alat komunikasi dan transportasi merupakan hal vital yang harus disiapkan oleh setiap keluarga. Periksalah selalu telepon seluler Anda agar tetap terisi baterainya dan tersedia pulsanya untuk digunakan dalam keadaan darurat. Simpanlah nomor-nomor darurat seperti nomor dokter keluarga, rumah sakit terdekat, kantor polisi, pemadam kebakaran, kantor kelurahan, tim SAR dan nomor penting lain yang dapat Anda hubungi dalam keadaan darurat. Tempelkan nomor-nomor penting ini di dekat telepon rumah Anda agar semua anggota keluarga dapat membacanya. Alat transportasi menjadi sangat penting dalam keadaan darurat. Jika Anda mempunyai mobil atau motor, yakinkan bahwa kendaraan Anda siap dipakai setiap saat. Jika Anda tidak memiliki kendaraan sendiri, pastikan Anda dapat mengakses nomor telepon taksi atau ojek di sekitar Anda. Jangan lupa, motor atau mobil milik tetangga Anda bisa dipinjam untuk keadaan darurat, lebih baik lagi jika di lingkungan Anda bergiliran menyediakan kendaraan untuk keadaan darurat.
Persiapkan jalur evakuasi dan tempat pengungsian
Anda yang tinggal di daerah lereng gunung berapi yang aktif, daerah banjir, daerah pantai yang rawan tsunami dan daerah yang rawan kebakaran, jalur evakuasi merupakan hal yang penting. Buatlah kesepakatan dengan tetangga-tetangga Anda untuk memilih tempat pengungsian yang aman. Di daerah gunung berapi, buatlah papan penunjuk jalan jalur evakuasi, pilihlah daerah lapang yang berjarak paling tidak 7-10 km sebagai tempat pengungsian. Di daerah banjir, pilihlah daerah yang cukup tinggi dan lapang untuk menampung pengungsi. Bekerjasamalah dengan pihak kepolisian dan TNI untuk keadaan darurat.
Demikian beberapa tips cara hidup berdampingan dengan bencana. Semoga dengan persiapan yang bagus, kita dapat mencegah keluarga kita menjadi korban akibat bencana.
* Penulis adalah praktisi klinis dan pemerhati masalah bencana

Jumat, 23 November 2007

Bencana dan Manusia

Ingat Film global warming yang akhir-akhir ini banyak ditampilkan di televisi dan media lainnya? Atau pernah menonton film The day after tomorrow?Saat ini kita sedang menuju ke sana. Bencana
Blog ini memang tidak membahas secara khusus bagaimana kiamat itu terjadi, tetapi saya akan menyentuh ke permasalahan yang lebih spesifik yaitu permasalahan kemanusiaan yang terjadi saat terjadi bencana.
Dua pertiga korban bencana adalah anak-anak dan wanita. Kemudian apa yang terjadi?
Ikuti terus blog ini.

Hormat saya,


dr. Umam